Model Dispersi
A. Pengertian Model Dispersi
Model Dispersi merupakan digunakan
untuk mengkaji konsentrasi pencemar di udara ambien. Tujuan dari model ini
adalah memformulasikan secara matematis hubungan antara sumber emisi
terhadap konsentrasi pencemar di udara ambien, sehingga hasil model tersebut
dapat menjadi acuan apakah suatu daerah tergolong pada daerah yang tercemar
atau tidak.
Model dapat dibangun dari
persamaan yang sederhana hingga yang rumit, tergantung pada sifat dari pencemar
yang akan dikaji. Pencemar seperti CO dan SO2 tidak membutuhkan
model yang rumit untuk mengkajinya, karena pencemar tersebut memiliki sifat
yang sederhana, sehingga konsentrasinya di ambien cukup hanya mempertimbangkan
penyebaran fisis yang sederhana. Sedangkan untuk pencemar yang reaktif, seperti
NOX dan O3, dibutuhkan model yang mampu
mempertimbangkan reaksi-reaksi yang dapat terjadi di udara. Meskipun kerumitan
setiap model berbeda-beda, namun tetap saja melibatkan persamaan dispersi
pencemar yang sederhana.
B. Macam-macam Model Dispersi
Model dispersi kualitas udara
dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis sumber, ground level, jenis polutan,
waktu rata-rata dan reaksi tmosferik. Beberapa contoh persamaan matematik yang
digunakan dalam menghitung konsentrasi dispersi polutan, antara lain:
- Model Pasquill, digunakan untuk
analisis dampak terhadap kualitas udara untuk sumber titik
- Model untuk sumber titik pada griund level
- Model untuk sumber area pada ground level atau
sumber garis
Selain perhitungan metematis,
sekarang juga telah dikembangkan perhitungan dengan basis komputerisasi.
Beberapa model dispersi yang dikembangkan dalam bentuk software adalah SCREEN,
FDM (Fugitive Dust Model), EDMS (Emission and Dispersion Modeling System), SLAB
dan lain sebagainya. Model dispersi atmosferik dapat diskenariokan dengan jenis
dan kuantitas polutan udara yang berbeda.
Berikut adalah model disperse yang banyak digunakan dalam
permodelan kualitas udara:
1. Model Gaussian
Model
kualitas udara digunakan untuk mengkaji konsentrasi pencemar di udara ambien.
Tujuan dari model ini adalah memformulasikan secara matematis hubungan antara
sumber emisi terhadap konsentrasi pencemar di udara ambien, sehingga hasil
model tersebut dapat menjadi acuan apakah suatu daerah tergolong pada daerah
yang tercemar atau tidak.
Model
dapat dibangun dari persamaan yang sederhana hingga yang rumit, tergantung pada
sifat dari pencemar yang akan dikaji. Pencemar seperti CO dan SO2 tidak
membutuhkan model yang rumit untuk mengkajinya, karena pencemar tersebut
memiliki sifat yang sederhana, sehingga konsentrasinya di ambien cukup hanya
mempertimbangkan penyebaran fisis yang sederhana. Sedangkan untuk pencemar yang
reaktif, seperti NOX dan O3, dibutuhkan model yang mampu mempertimbangkan
reaksi-reaksi yang dapat terjadi di udara.
Meskipun
kerumitan setiap model berbeda-beda, namun tetap saja melibatkan persamaan
dispersi pencemar yang sederhana. Persamaan dispersi yang umumnya digunakan
untuk mengkaji penyebaran pencemar secara sederhana adalah persamaan Gauss.
Pada persamaan Gauss, penyebaran pencemar pada arah vertikal dan horizontal
diasumsikan terjadi secara difusi yang sederhana di sepanjang arah angin
berhembus. Berikut adalah bentuk persamaannya :
dimana χ :
Konsentrasi pencemar (g/m3)
Q : Laju emisi
pencemar (g/s)
u : Kecepatan
angin pada ketinggian cerobong (m/s)
σy : Standar
deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-y (m)
σz : Standar
deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-z (m)
y : Jarak
horizontal reseptor dari sumber dalam arah-y
z : Jarak
vertikal reseptor dari sumber dalam arah-y
H : Tinggi
efektif pencemar (hs + dH)
dH : Plume rise
Persamaan
tersebut memiliki beberapa asumsi, yaitu:
– Penyebaran
kepulan memiliki distribusi normal/Gauss
– Laju emisi (Q)
konstan dan berkesinambungan
– Kecepatan dan
arah angin uniform
– Kondisi
pencemar steady state, atau tidak akan berubah terhadap waktu
– Reaksi yang
melibatkan senyawa pencemar di udara diabaikan
Persamaan
ini umumnya digunakan untuk memprediksi konsentrasi pencemar yang diemisikan
oleh suatu cerobong asap. Ilustrasi dibawah ini dapat menggambarkan secara
jelas pencemar yang diemisikan dari sebuah cerobong dan penyebarannya yang
mengikuti pola distribusi Gauss
Pada
gambar, terlihat bahwa pencemar hanya terdispersi ke arah dimana angin (u)
berhembus, maka dari itu persamaan Gauss memiliki asumsi bahwa angin berhembus
ke arah yang sama dengan magnitudo yang konstan sepanjang waktu.
Terlihat pula
bahwa ketinggian efektif pencemar (H) lebih tinggi dibandingkan dengan
ketinggian cerobongnya (hs), sehingga parameter H harus dihitung terlebih
dahulu, yaitu dengan cara menambahkan hs dengan plume rise-nya. Nilai plume
rise ini bergantung pada banyak parameter.
Ukuran kepulan
pencemar sangat bergantung pada stabilitas atmosfer dan dispersi pencemar dalam
arah horizontal dan vertikal. Koefisien horizontal dan vertikal (σy and σz )
ini merupakan standar deviasi dari distribusi Gauss dalam arah y dan z. Koefisien
ini merupakan fungsi dari angin, tutupan awan dan pemanasan oleh sinar
matahari.
2. Model Box (model Eddy)
Model
Box dapat digunakan untuk jenis sumber polutan satu titik, lebih dari satu
titik, area, garis, dan hybrid type. Model ini menggunakan konsep tinggi
percampuran yang cocok untuk prediksi dari sumber area. Model Box menggunakan
persamaan matematik dasar:
C=
(Q t )/ (x y z)
Dimana :
C = Konsentrasi
rata-rata gas atau partikel <20 mikron yang terdapat dalam box termasuk
backgroun level, µg/m3
Q = Debit
rata-rata gas atau partikel < 20 mikron yang dikeluarkan dari sumber, µg/sec
t = Periode
waktu menggunakan asumsi bahwa terjadi pencampuran sempurna dalam box, sec
x = Downwind
dimension of box, m
y = Crosswind
dimension of box, m
z = Vertical
dimension of box, m
Model
Box menggunakan asumsi bahwa :
1. polutan
yang diemisikan ke atmosfer adalah tercampur sempurna dalam volume atau Box
udara (Canter, 1985).
2. dimensi waktu dan fisik dalam
kondisi steady state.
3. polutan trcampur sempurna dan proses
dilusi terjadi secara instan
4. material yang diemisikan memiliki
kestabilan kimia dan tetap tinggal dalam udara
Comments
Post a Comment