Makalah Tradisi Pasar Bandeng di Gresik


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Tema yang penulis angkat pada makalah ini adalah mengenali tradisi Pasar Bandeng yang ada di Gresik, tradisi ini sudah ada sejak masa para Walisongo, di Gresik cukup banyak  tradisi yang dibawah oleh para Walisongo seperti : Kolak Ayam, Malem Slawe, dan Pasar Bandeng. Keinginan penulis adalah memperkenalkan dan melestarikan tradisi Pasar Bandeng di Gresik ke seluruh bangsa Indonesia, sekaligus menggenang jejak para WaliSongo dalam menyebarkan agama Islam, yang belum banyak orang tau tentang tradisi ini. Oleh karena itu, penulis membahas mengenai tradisi yang paling dinanti di Gresik yaitu Pasar Bandeng.

1.2 Rumusan Masalah
a.        Bagaimana suasana peringatan Pasar Bandeng di Gresik?
b.       Apa saja yang membuat unik peringatan Pasar Bandeng di Gresik ?

1.3 Tujuan Penelitian
a.        Untuk mengetahui aktivitas apa saja yang di lakukan dalam peringatan Pasar Bandeng.
b.       Untuk mengetahui sejarah tentang Pasar Bandeng.
c.        Untuk mengetahui keunikan Pasar Bandeng.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari tema yang penulis angkat yaitu tentang tradisi Pasar Bandeng di Gresik, diharapkan bisa memberikan wawasan tentang budaya, tradisi, dan sejarah yang ada di Indonesia, selain itu memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berjual beli yang baik karena pada peringatan Pasar Bandeng merupakan ajang jual beli ikan bandeng dan bermacam-macam dagangan, sehingga tradisi Pasar Bandeng bisa bermanfaat untuk ilmu pengetahuan sebagai sejarah dan perdagangan.

BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2.1 Tradisi Pasar Bandeng
Awal mula adanya tradisi Pasar Bandeng di Gresik, Pasar Bandeng merupakan tradisi turun-temurun yang merupakan warisan dari Walisongo yang sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan oleh masyarakat Gresik. Tradisi Pasar Bandeng kota Gresik ini pertama kalinya dilakukan oleh Sunan Giri yang bertujuan untuk menggangkat perekonomian rakyat setempat dengan melihat wilayah kota Gresik yang bagus untuk pertambakan. Pada zaman dahulu masyarakat masih belum terbantu perekonomiannya, masih kekurangan makanan, belum mengenal adanya hal-hal seperti perdagangan. Oleh karena itu kira-kira pada abad ke-15 Sunan Giri membantu perekonomian masyarakat setempat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi di pasar. Dengan itu berubahlah kehidupan masyarakat Gresik, mereka jadi mengenal tentang perekonomian yang menguntungkan banyak pihak.
Pada saat  Sunan Giri memerintah wilayah Gresik, ada sebuah tradisi mendekati akhir bulan Ramadhan, pada malam selawe bulan Ramadhan seluruh santri yang berasal dari Gresik, pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga kawasan Malaysia, dan Thailand mempersiapkan pulang ke kampung halamannya. Sambil menunggu kedatangan kapal yang akan membawa mereka pulang, para santri biasanya membeli oleh-oleh untuk keluarganya. Diantaranya adalah, mereka membeli bandeng di sekitar kawasan pelabuhan Gresik di daerah Lumpur dan Blandongan. Begitu banyaknya santri dan pedagang yang berkumpul, maka saat itu terbentuklah pasar bandeng yang selanjutnya menjadi tradisi Pasar Bandeng tahunan pada tanggal 27 – 28 Ramadahan di Kota Gresik.
Adanya tradisi Pasar Bandeng saat menjelang hari lebaran tiba, menyebabkan seluruh penduduk kota Gresik makan dengan menu utama bandeng dengan berbagai macam olahan. Dengan demikian, para petambak bandeng terus bisa membudiadayakan tambak bandengnya, di sisi lain masyarakat Gresik bisa menikmati hasil bumi kekayaan daerahnya. Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh Pemerintah Gresik ini selain untuk melestarikan tradisi, juga untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat Gresik. Seperti kita ketahui bahwa, Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir pantai utara berbatasan dengan Lamongan, dan sebagian wilayah berdekatan dengan Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya . Letak geografis ini menjadikan daerah Gresik sebagai daerah yang baik untuk budidaya tambak bandeng dan udang. Budidaya tambak bandeng dan udang ini sudah menjadi penghidupan sebagian besar warga Gresik, utamanya yang berada di daerah dekat pantai utara. Sehingga, apabila kita menyisir jalur pantai utara dari Gresik hingga Lamongan, sejauh mata memandang adalah tambak bandengan dan udang yang terlihat.
Saat Pasar Bandeng harga bandeng per kilonya akan bermacam-macam, kalau kendaraan pengangkut agak kurang lancar datangnya, harga bergeser naik, tetapi kalau banyak yang datang belum tentu harga turun. Ukuran berat per ekor juga mempengaruhi harga ikan bandeng, ketika pelelangan dimulai harga ikan bandeng bisa melonjak tinggi hingga jutaan rupiah, pedagang yang memiliki ikan bandeng terbesar akan mendapatkan sertifikat dari Bupati Gresik.
Seiring berjalanya waktu tradisi Pasar Bandeng yang di selenggarakan setiap tahun tepatnya empat hari sebelum hari raya Idul Fitri, bertempat di Pasar Gresik. Tidak hanya menjual ikan bandeng tetapi menjual berbagai macam kebutuhan untuk hari raya, dengan menjual berbagai macam kebutuhan tampaknya membuat masyarakat lebih senang karena hampir semuanya dapat ditemukan di Pasar Bandeng. Pasar Bandeng ini selalu di adakan di kota Gresik dan dilakukan sejak dahulu kala, semakin bertambahnya tahun tradisi Pasar Bandeng semakin ramai oleh penggunjung, baik penduduk Gresik maupun dari daerah lain seperti  Lamongan, Tulungagung, Kediri, Madura, dan Surabaya. Selain dari Indonesia Pasar Bandeng pernah dikunjungi orang dari Thailand dan Malaysia, jadi Pasar Bandeng merupakan tradisi yang luar biasa.
                                                                               BAB III
TEMUAN DAN ANALISA DATA
3.1 Suasana Pasar Bandeng
Peringatan Pasar Bandeng di Gresik sangat meriah, karena hanya dilakukan setahun sekali dan acaranya unik, sebelum acara dimuali pedagang berebut tempat jualan supaya mendapat tempat yang strategis. Hampir 3 km jalan di Gresik mulai dari Jalan Samanhudi, Jalan Gubenur Suryo, Jalan Raden Santri,  dan Jalan Basuki Rachmat dipenuhi oleh pedagang yang menjual berbagai macam kebutuhan, Pasar Bandeng merupakan pasar ikan terpanjang di Indonesia.
 Malam hari merupakan waktu yang paling tepat untuk ke Pasar Bandeng karena ketika siang hari suasananya sangat panas, jadi ketika malam hari pengunjung Pasar Bandeng harus rela berdesakan dengan pengunjung lain, Pasar Bandeng dilakukan selama tiga hari, sampai larut malam dan selalu ramai oleh pengunjung.
Seiring berjalanya waktu tradisi Pasar Bandeng yang di selenggarakan setiap tahun tepatnya empat hari sebelum hari raya Idul Fitri, bertempat di Pasar Gresik. Tidak hanya menjual ikan bandeng tetapi menjual berbagai macam kebutuhan untuk hari raya, dengan menjual berbagai macam kebutuhan tampaknya membuat masyarakat lebih senang karena hampir semuanya dapat ditemukan di Pasar Bandeng. Pasar Bandeng ini selalu di adakan di kota Gresik dan dilakukan sejak dahulu kala, semakin bertambahnya tahun tradisi Pasar Bandeng semakin ramai oleh penggunjung, baik penduduk Gresik maupun dari daerah lain seperti  Lamongan, Tulungagung, Kediri, Madura, dan Surabaya. Selain dari Indonesia Pasar Bandeng pernah dikunjungi orang dari Thailand dan Malaysia, jadi Pasar Bandeng merupakan tradisi yang luar biasa.
3.2 Keunikan Pasar Bandeng
Tradisi Pasar Bandeng memiliki keunikan ketika saat  pelelangan ikan bandeng dilakukan, pelelangan dilakukan seperti bandeng konser, yang terberat dan terbesar akan mendapatkan piagam dan hadiah jutaan rupiah, dengan begini para petambak bandeng terus bisa membudidayakan tambak bandengnya, dan di sisi lain masyarakat Gresik bisa menikmati hasil bumi kekayaan daerahnya.
Pelelangan tahun ini sangat meriah, penjual bandeng terbesar seberat  9 kg dibeli oleh Gus Ipul Wakil Gubernur Jawa Timur seharga   Rp 5.000.000,00 milik orang daerah Mengare, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Menurut warga setempat, diakui bahwa bandeng yang enak berasal dari Mengare, karena lokasi Mengare yang berdekatan dengan pantai sehingga bandeng tidak mengadung bau tanah di dagingnya, dengan kata lain lebih gurih.
Sebelum lelang yang sebenarnya dimulai, Bupati mengundang beberapa warga yang hadir dalam lelang kali ini untuk naik ke atas panggung lelang, mereka diberikan pertanyaan untuk mendapatkan hadiah ikan bandeng, tidak hanya orang dewasa yang ikut naik, ternyata anak kecil juga ikut berpartisipasi. Sehingga acara semakin meriah.
Sebelum penutupan Pasar Bandeng, hampir semua keluarga Gresik asli yang memang mau membeli bandeng tapi harganya mahal, akan keluar dari rumah sekitar jam 01:00-02:00 dinihari atau setelah shalat subuh nanti. Pada saat ini, para penjual sudah tidak lagi jual mahal, dari pada membawa pulang bandeng, tanpa punya kepastian akan diapakan, maka harga mulai beranjak turun ke arah normal, tetapi biasanya masih sedikit di atas harga normal.
Pada saat penutupan tradisi Pasar Bandeng dilakukan bakar ikan bandeng bersama dan pesta kembang api di alun-alun Gresik, dengan tujuan mempersatukan masyarakat Gresik dan menjaga tradisi Pasar Bandeng agar tetap ada dan meriah.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
a.        Banyak manfaat yang diperoleh dari Pasar Bandeng, selain melestarikan tradisi daerah adalah menjadikan daerah Gresik lebih terkenal dari segi budaya dan tradisi di indonesia. Jadi,ketika tradisi Pasar Bandeng diselengarakan pengunjung tidak hanya dari daerah Jawa Timur saja melainkan dari seluruh indonesia.
b.       Selain memiliki nilai budaya dan tradisi, Pasar Bandeng bisa sebagai media pembelajaran dalam berdagang, karena di Pasar Bandeng terjadi tawar menawar antara ratusan orang untuk memperebutkan ikan bandeng terbesar. Jadi, dari peristiwa tawar menawar itu bisa dimanfaatkan sebagai referensi bagaimana cara berdagang.

4.2 Saran
a.     Sebagai masyarakat yang baik, harus melestarikan budaya dan tradisi di daerah kita supaya tidak hilang.
b.      Bangga terhadap budaya dan tradisi di daerah asal dan menjaganya, kebanyakan generasi muda malu dengan tradisi daerahnya karena sudah kuno.
c.      Melakukan promosi ke media internet agar tradisi Pasar Bandeng lebih terkenal dan dipahami sejarahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muthoharotullailiyah.2012.”Tradisi Pasar Bandeng di  Gresik”(Online). (http://blog.ugm.ac.id//diakses pada 16 Desember 2012).

Hamim Farhan.2012.“Nikmati Tradisi Pasar Bandeng Gresik“(Online). (http://www.bawean.net//diakses pada 16 Desember 2012).












Comments