Manajemen Organisasi (Komunikasi dalam Organisasi)

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI




1.        Pendahuluan
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, instansi, masyarakat, atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang terlibat dalam komunikasi (Manopo, 2014).
Keberlangsungan hidup suatu organisasi tidak dapat terlepas dari iklim dalam organisasi, yang menggambarkan adanya suasana yang ada dalam organisasi. Dalam menggambarkan suasana dalam organisasi dapat dilihat dari iklim organisasi dan iklim komunikasi yang ada dalam organisasi (Gutama, 2010).
a.       Iklim organisasi
Tiaguri (1968) menyatakan, iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dengan istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.  Sementara Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu systemsocial. Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa iklim organisasi adalah suatu konsep tentang suasana yang ada dalam organisasi yang memungkinkan anggota dan pengurus melakukan komunikasi (Gutama, 2010).
b.      Iklim komunikasi
Iklim komunikasi menurut Denis (1975) sebagai kualitas pengalaman yang bersifat obyektif mengenai lingkungan internal organisasi yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. Iklim organisasi dan iklim komunikasi berhubungan timbal-balik, adanya iklim organisasi menunjukkan adanya suasana dalam organisasi yang kondusif, yang
memungkinkan adanya iklim komunikasi. Iklim organisasi dan iklim komunikasi yang baik, penuh persaudaraan, adanya rasa kebersamaan untuk memiliki organisasi, akan menumbuhkan adanya partisipasi, kepercayaan dan keterbukaan. Perasaan sebagai bagian dari organisasi dan rasamemiliki organisasi merupakan “roh” yang menghidupkan organisasi (Gutama, 2010).
Pentingnya komunikasi tidak terbatas ada kamunikasi personal tetapi juga dalam tatanan komunikasi organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, serta begitu pula sebaliknya. Kurang atau tidak adanya komunikasi dalam suatu organisasi dapat mengakibatkan tidak lancarnya kegiatan organisasi itu sendiri. Dengan demikian, komunikasi dalam setiap organisasi mempunyai peranan sentral (Manopo, 2014).
Seiring dengan perkembangan zaman yang kian pesat tanpa kita sadari telah berpengaruh pada pergeseran pola pikir masyarakat akan pentingnya komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia (Manopo, 2014).

2.        Pembahasan
2.1 Komunikasi dalam organisasi
Dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan adanya komunikasi organisasi yang mampu mengembangkan sikap anggota untuk merubah pola pikir dan pola perilakunya sehingga sejalan dengan apa yangmenjadi tujuan dari organisasi tersebut. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Sedangkan Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu system yang saling bergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal (Gutama, 2010).
Pengertian-pengertian komunikasi organisasi itu menunjukkan bahwa dalam organisasi ada :
a.       komunikasi internal dan eksternal, di mana komunikasi internal menunjuk pada komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri dan komunikasi eksternal yang menunjuk pada komunikasi antara organisasi dengan lingkungan luarnya;
b.      dalam komunikasi organisasi itu ada aliran pesan yang mengarah pada tujuan organisasi itu denganmedia yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut;
c.       komunikasi organisasi akan mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya.
Oleh karena itu setiap organisasi tidak dapat meninggalkan komunikasi organisasi, dengan komunikasi organisasi semua elemen dalamorganisasi terintegrasi ke dalam di mana integrasi ini akan memperkuat organisasi untuk menjaga keberlangsungan dalam mencapai tujuan. Komunikasi organisasi bukan hanya sekadar alat untukmencapai tujuan, tetapi lebih dari itu, komunikasi organisasi merupakan suatu proses yang memunculkan adanya suatu makna yang dipahami secara bersama dan menjadi pola pikir dan pola perilaku yang sama dari anggota organisasi tersebut. Tanpa adanya pemaknaan akan tujuan organisasi, maka tujuan organisasi hanyamerupakan slogan yang tidak berarti sama sekali (Gutama, 2010).
Iklim organisasi dapat terlihat dari hubungan antara pengurus organisasi dengan anggota-anggota. Hubungan yang akrab akan menumbuhkan adanya saling keterbukaan dalam menghadapi situasi sulit yang dialami oleh suatu organisasi. Dengan keterbukaan dalam melibatkan anggota dan didukung oleh iklim organisasi yang hangat, partisipasi anggota untuk terlibat dalam masalah- masalah yang dihadapi organisasi sangat dimungkinkan. Keterlibatan anggota dalam pemecahan masalah organisasi akan memudahkan pengurus untuk mengkoordinasikan strategi-strategi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati (Gutama, 2010).
Dalam komunikasi organisasi dikenal pula adanya komunikasi internal dan komunikasi eksternal.Adapun yang dimaksud dengan komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu, misalnya komunikasi antara pengurus dan anggota. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi dengan organisasi lain, atau dengan lingkungannya (Gutama, 2010).
Arah dan aliran komunikasi dalamorganisasi, seringkali juga disebut dengan jaringan komunikasi dalam organisasi menunjukkan adanya adanya aliran informasi, bagaimana informasi itu disampaikan. Dalam hal ini ada 2 (dua) bentuk komunikasi yaitu (Gutama, 2010), komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas.
a.       komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah sangat dibutuhkan oleh pengurus di tingkat bawah dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Pola penyebaran informasi membawa resiko terjadinya distorsi pesan, sehingga pesan yang disampaikan ke anggota menjadi kabur atau tidak dapat ditangkap maknanya secara jelas. Ini disebabkan karena :
1)      pengirim berita/pesan
Pengirim pesan mengirimkan pesannya secara garis besar, sehingga perlu adanya penafsiran kembali tentang isi pesan yang disampaikan oleh penerima pesan.
2)      penerima berita/pesan
Penerima pesan yang takut akan terjadinya kesalahan atau keterbatasan kemampuan dalam menginterpretasikan pesan yang diterima, akan meneruskan pesan yang diterimanya sebagaimana adanya, dan pengurus di tingkat bawahnya yang diminta untuk menginterpretasikan isi pesan.
b.      komunikasi ke atas
Komunikasi dari bawahan kepada atasan sebenarnya sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi, karena atasan akan mempunyai data yang dapat dipakai untuk membuat kebijakankebijakan baru bagi organisasi. Pada kenyataannya komunikasi dari bawahan kepada atasan atau komunikasi ke atas sangat sulit dilakukan karena (Gutama, 2010):
1)      dari pihak atasan
Atasan jarang sekali menerima keluhan-keluhan dari bawahan, karena apa yang sudah diputuskan dalam rapat pengurus menjadi suatu pedoman yang baku bagi organisasi dan harus dilaksanakan apa adanya. Sehingga keluhan dari bawahan tidak berguna bagi atasan dalam pengembangan organisasi.
2)      dari pihak bawahan
Bawahan dalam menjalankan kegiatan organisasi sudah mendapatkan petunjuk dari atasannya. Sedangkan petunjuk yang diberikan hanya suatu garis besar secara umum dan tidak mendetail, sehingga perlu adanya penyesuaian-penyesuaian di lapangan. Bawahan yang selalu menanyakan tugas yang belum jelas diketahui akan dinilai sebagai orang bodoh yang selalu bertanya. Keengganan dinilai sebagai orang bodoh ini menyebabkan komunikasi ke atas sulit dilakukan (Gutama, 2010).
2.2 Struktur dalam Organisasi.
Setiap organisasi mempunyai struktur yang berperan sebagai pedoman yang mengatur gerak dari organisasi tersebut. Makin besar suatu organisasi, maka akan semakin rumit struktur yang ada dalam organisasi. Organisasi Siswa Intra Sekolah mempunyai struktur yang sangat sederhana karena hanya melayani kepentingan kepentingan siswa dalam suatu sekolah. Organisasi ini akan sangat berbeda dengan organisasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang mengakomodasi kepentingan para pekerja di seluruh Indonesia. Demikian juga dengan PKK yang mempunyai anggota tersebar di seluruh pelosok tanah air, akan mempunyai struktur yang sangat rumit. Struktur organisasi akan sangat mempengaruhi perilaku anggota, komunikasi antara anggota dengan pengurus, antara pengurus dengan pengurus, antara anggota dengan anggota. Struktur akan memformalkan aliran informasi dalam suatu organisasi, sehingga kearah mana informasi itu harus disampaikan dan oleh siapa.
Struktur organisasi dapat dipandang dengan berbagai cara, sebagai suatu objek empiris, sekumpulan hubungan yang dirundingkan, sebuah system atau suatu pembawa proses social (McPhee, 1985, dalam R Wayne Pace,2006:234). Sedangkan Stephen P Robbins, 2005:217) menyatakan struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Selanjutnya Wayne Pace mengatakan bahwa struktur organisasi menjadi perhatian bagi pekerja dalam organisasi karena akan menunjukkan arah aliran informasi berhubungan langsung dengan bagaimana seharusnya pekerjaan dilakukan dan siapa yang memiliki akses ke dalam informasi serta siapa yang mengendalikan informasi. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik suatu simpulan bahwa aliran informasi dalam organisasi bergantung pada struktur organisasi (Gutama, 2010).
Distorsi pesan adalah ketidaksesuaian/ ketidaktepatan isi pesan yang diterima oleh anggota dengan yang dikirim oleh pengurus/pimpinan organisasi. Dalam organisasi wajar kalau terjadi adanya pemimpin atau pengurus dan bawahan atau anggota. Pengurus organisasi akan bekerja secara manajerial artinya akan mengurusi hal-hal yang bersifat pengambilan keputusan atau menentukan arah gerakdari organisasi, sedangkan anggota akan melaksanakan kegiatan yang mendukung keputusan dari pengurus. Distorsi pesan dapat terjadi karena beberapa faktor yang dapat dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu : faktor dari dalam organisasi dan faktor dari luar organisasi (Gutama, 2010).
2.3 Budaya Organisasi
Manusia hidup dalam penuh ketidakpastian, dalam menghadapi ketidak-pastian tersebut, manusia hidup berkelompok. Dalam kelompoknya, mereka akan berbagi tugas untukmemenuhi kebutuhannya yang begitu banyak. Dalam masyarakat modern, individu akanmasuk dalam organisasi yang akan memenuhi sebagian dari kebutuhannya. Organisasi akan dilihat sebagai suatu kelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama yang hendak dicapai. Untuk menyamakan gerak langkah anggota organisasi dan layaknya suatu kehidupan bersama, diperlukan adanya nilai dan norma yang dipahami bersama oleh anggota organisasi. Norma dan nilai dalam organisasi akan diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku anggota dalamorganisasi. Berdasar pada nilai dan norma pengurus akan dapat memotivasi anggota untuk melakukan sesuatu tindakan yang berguna bagi kemajuan organisasi, dengan singkat dapat dikatakan dalamorganisasi ada budaya organisasi (Gutama, 2010).

3.        Kesimpulan
Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi di dalam suatu organisasi sangat penting karena berkaitan dengan banyak elemen, yaitu struktur dan budaya di dalam organisasi tersebut. Dengan adanya unsur tersebut akan terbentuk suatu komunikasi organisasi dan budaya organisasi, yang mana komunikasi organisasi bicara tentang pentingnya komunikator dalam memilih media yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Komunikator hanya menyampaikan pesan dan memilih media supaya pesan dapat diterima oleh komunikan, tanpa harus memperhitungkan bagaimana kelanjutan dari pesan yang disampaikan.
Budaya organisasi mengutamakan inovasi dan kretivitas anggota. Komunikasi yang bersifat “top-down” hanya memberikan instruksi-instruksi yang memerlukan pengembangan lebih lanjut, sedangkan para pengurus hanya melakukan apa yang digariskan oleh atasannya. Ini dikarenakan budaya hirarkhi organisasi yang membelenggu anggota untuk tidak berkreasi. Budaya organisasi memberi keluwesan anggota untuk mengembangkan potensi yang ada sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam organisasi. Budaya organisasi yang
dipadukan dengan komunikasi organisasi akan menimbulkan rasa keterlibatan anggota dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi.




Daftar Pustaka
Gutama, TA. 2010. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. ISSN : 0215 - 9635, Vol 25 No. 2. hal.: 107-113.

Manopo, J. V. 2014. Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk Efektivitas Kerja Karyawan CV. Magnum Sign And Print Advertising Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi. 2 (3), hal.: 357 – 372.

Comments