BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu, Oikos yang berarti rumah, tempat tinggal, habitat. dan Logos yang berarti ilmu. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme satu dengan yang lainnya.Organisme-organisme yang sejenis akan membentuk suatu populasi.
Di dalam suatu populasi tersebut dapat dijumpai keanekaragaman pada setiap individu yang dapat kita lihat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, populasi terdiri atas kumpulan individu yang sejenis, oleh karena sejenis maka individu-individu tersebut haruslah memiliki ciri yang sama atau dalam bahasa biologi haruslah memiliki karakter taksonomi yang sama. Karakter-karakter tersebut ada yang bersifat kuantitatif dan ada pula yang kualitatif. Karakter kuantitatif merupakan karakter yang tidak pernah 100% sama antar individu dari suatu populasi alam, misalnya panjang, lebar tubuh, dan berat tubuh. Karena tidak 100% sama maka dikatakan bahwa ada variasi dalam populasi. Variasi karakter dalam suatu populasi disebut juga variabilitas di antara individu.
Variabilitas dapat digambarkan dengan metode statistik, yaitu dengan mengukur dan menganalisis karakter parametrik individu. Dari hasil perhitungan varian atau deviasi standar dapat diketahui tingkat homogenitas atau heterogenitas sampel, serta hubungan antarvariabel tersebut dan seberapa besar pengaruhnya terhadap pengaruh lain.
Dalam praktikum ini organisme yang digunakan adalah ikan sepat. Ikan sepat merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai banyak jenis dan macamnya. Ikan sepat ini biasa hidup di rawa, sungai, maupun perairan di sawah dan termasuk hewan yang tidak biasa dibudidayakan. Sehingga kita sering kali mengalami kesulitan untuk menentukan karakter populasi dari ikan sepat tersebut. Biasanya karakter populasi pada kasus seperti ini digambarkan secara tidak langsung dengan karakter kuantitatif. Misalnya, untuk usia, kita hanya bisa berasumsi bahwa dengan bertambahnya usia maka tubuh juga semakin berkembang, termasuk bertambah ukuran tubuhnya.
Oleh karena itu, untuk mengetahui dan menggambarkan tingkat variabilitas individu ikan sepat ini dilakukan praktikum dengan perhitungan dan analisis karakter secara statistik.
1.2 Rumusan Permasalahan
Dalam praktikum ini perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah panjang dari ikan sepat mempengaruhi beratnya?
2. Apakah lebar dari ikan sepat mempengaruhi beratnya?
1.3 Tujuan
Dalam praktikum ini bertujuan untuk:
- Mengetahui pengaruh panjang dari ikan sepat terhadap beratnya
- Mengetahui pengaruh lebar dari ikan sepat terhadap beratnya
1.4 Hipotesis
1.4.1 Hipotesis kerja
1. Jika panjang tubuh ikan sepat bertambah, maka beratnyabertambah
2. Jika lebar tubuh ikan sepat bertambah, maka beratnya bertambah
1.4.2 Hipotesis statistika
1. Hubungan antara panjang dengan berat
H0 : Panjang ikan tidak memiliki hubungan dengan berat ikan
H1 : Panjang ikan memiliki hubungan dengan berat ikan
2. Hubungan antara lebar dengan berat
H0 : Lebar ikan tidak memiliki hubungan dengan berat ikan
H1 : Lebar ikan memiliki hubungan dengan berat ikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Populasi
Populasi adalah kelompok organisme atau individu spesies yang sama (kelompok-kelompok dari individu yang dapat bertukar informasi genetik) yang menempati ruang dan waktu tertentu, memiliki sifat yang unik yang merupakan sumbangan dari masing- masing individu anggota kelompok tersebut (Odum, 1971).
Sedangkan menurut sumber yang lain, populasi adalah jumlah individu dari jenis yang sama dan terdapat dalam suatu areal pada waktu tertentu. Jumlah individu yang terdapat dalam satu ruang yang berfluktuasinya sebagai akibat dari perubahan kondisi lingkungan. Sedangkan lingkungan merupakan variabel fisik dan hayati yang mempengaruhi keberadaan populasi, termasuk interaksi antar individu didalam populasi itu sendiri maupun dengan spesies yang berbeda. (Ryanto, 1995)
Dalam biologi terlebih khusus ekologi, istilah populasi dapat dipakai untuk mengungkapkan kerapatan atau densitas suatu kumpulan mahluk hidup yang sejenis di suatu daerah. Misalnya jumlah pohon jati dalam hutan jati sebanyak 100 pohon per hektar.
Faktor-faktor yang dapat mengontrol populasi. Ukuran populasi ada yang tergantung pada interaksi dua kekuatan dasar. Salah satunya adalah tingkat dimana populasi akan tumbuh di bawah kondisi ideal, yang kedua adalah efek gabungan dari semua faktor lingkungan kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor pembatas tersebut dapat mencakup kurangnya pasokan pangan, pemangsa, persaingan dengan organisme dari spesies yang sama atau berbeda, iklim, dan penyakit.
Dalam ukuran yang besar dari suatu populasi didukung oleh lingkungan tertentu yang disebut kapasitas dukung lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi nyata biasanya jauh lebih kecil dibandingkan kapasitas dukung lingkungan mereka karena efek dari cuaca buruk, musim kawin yang rendah, perburuan oleh predator, atau faktor lainnya.
Tingkat populasi suatu spesies dapat berubah drastis dari waktu ke waktu. Terkadang perubahan ini terjadi akibat peristiwa alam. Misalnya, perubahan curah hujan dapat menyebabkan beberapa populasi meningkat dan lainnya menurun. Atau masuknya penyakit baru yang dapat mengurangi populasi tumbuhan atau spesies hewan. Dalam kasus lain, perubahan bisa terjadi akibat aktivitas manusia. Misalnya, pembangunan pembangkit listrik dan mobil melepaskan gas asam ke atmosfer, dimana mereka bercampur dengan awan dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa daerah yang menerima sejumlah besar hujan asam, populasi ikan telah menurun secara dramatis.
Istilah populasi berhubungan dengan kata komunitas, karena kumpulan beberapa populasi dalam suatu daerah atau ekosistem akan membentuk komunitas.(Anonim1, 1997).
Istilah populasi berhubungan dengan kata komunitas, karena kumpulan beberapa populasi dalam suatu daerah atau ekosistem akan membentuk komunitas.(Anonim1, 1997).
2.2 Variabilitas
Variabilitas adalah kecenderungan karakteristik data yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya dalam distribusinya. (Siegel dan Morgan, 1996: 175). Variabilitas individu yang kami amati dalam percobaan adalah ikan sepat (Trichogaster pectoralis). Dalam sudut pandang ekologi, variabilitas adalah keanekaragaman karakter dalam sebuah populasi. Kita tahu bahwa suatu populasi mungkin beragam dalam struktur umur, fase perkembangan, atau komposisi genetik dari individu-individu penyusunnya.
Varibilitas di antara individu dapat digambarkan dalam beberapa cara, salah satu cara dengan deskripsi statistik. Dalam ekologi umum, variabilitas mengarah pada ciri-ciri yang dimliki masing-masing individu atau yang disebut karakter taksonomi. Karakter tersebut bersifat kuantitatif dan kualitatif.Karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur misalnya berat, panjang, lebar, usia dan sebagainya. Karakter kuantitatif pada suatu individu tidak selalu 100% sama. Karakter kuantitatif tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor lingkungan atau jenis kelamin dari masing-masing individu. Walaupun karakter kuantitaif individu tidak 100% sama, tetapi ada kisaran normalnya, kisaran normal yaitu ukuran yang paling banyak ditemui. Ukuran yang melebihi kisaran normal dapat disebut memiliki nilai ekstrim, sedangkan karakter kualitatif adalah karakter yang tidak dapat diukur secara objektif misalnya baik, buruk, warna dan sebagainya.
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian.
Pertama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel independen (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. (Hariyanto, Sucipto, dkk: 2008)
2.3 Ikan Sepat
Ikan sepat adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan seputaranJakarta ikan ini disebut sepat siam, sedangkan di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama ilmiahnya adalah Trichogaster pectoralis.
Seperti umumnya ikan sepat ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai danparit-parit yang berair tenang, terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah.
Sebagian besar makanan sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun, ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat rawa menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan sendiri.
Sepat diketahui dapat bernafas langsung dari udara, selain menggunakan insangnya untuk menyerap oksigen dari air. Akan tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa, misalnya ikan gabus, betok atau lele, ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air. Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang amat mudah mabuk dan mati jika ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari lembah sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Chao Phraya. Di Indonesia ikan ini merupakan hewan introduksi yang telah meliar dan berbiak di alam, termasuk di Jawa.
Ikan sepat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumberprotein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar ikan sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain.
Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan. Di tingkat dunia, sepat rawa juga diperdagangkan sebagai ikan aquarium. (Anonim3, 2011.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Spesies : T. Pectoralis
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang 226 Praktikum Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Kampus C Universitas Airlangga pada hari Kamis, 15 Maret 2012 pukul 10.40-12.20 (jam ke 5-6).
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan sepat (Trichogaster pectoralis) sebanyak 30 ekor.
3.3. Cara Kerja
Tabel. 3.3.1 Cara kerja
|
1. Bahan dan alat yang telah disediakan diambil. Bahan yang digunakan yaitu ikan sepat (Trichogaster pectoralis) sebanyak 30 ekor dan alat yang dibutuhkan adalah neraca Ohauss dengan ketelitian 0,1 mg dan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm.
2. Panjang ikan sepat diukur mulai dari jarak antara moncong lurus melalui bagian tengan badan sampai garis proyeksi bagian ujung ekor terpanjang
3. Lebar ikan sepat diukur dengan penggaris mulai jarak bagian dorsal dan bagian ventral di depan sisik punggung
4. Ikan sepat ditimbang satu per satu dengan menggunakan neraca Ohauss dengan ketelitian 0,1 mg.
5. Hasil pengukuran dicatat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data-data sebagai berikut :
Tabel 4.1.1 Data pengamatan
No.
|
PANJANG (cm)
|
LEBAR (cm)
|
BERAT (gram)
|
1
|
8,3
|
3,5
|
10,25
|
2
|
8,2
|
3
|
8,2
|
3
|
7,9
|
2,8
|
6
|
4
|
7,5
|
2,6
|
4,95
|
5
|
7,6
|
2,9
|
6,05
|
6
|
7,2
|
2,5
|
4,1
|
7
|
7
|
2,4
|
3,4
|
8
|
7
|
2,4
|
3,5
|
9
|
7,9
|
3
|
6,5
|
10
|
7,9
|
3
|
5,73
|
11
|
7,4
|
2,5
|
4,11
|
12
|
7,7
|
2,6
|
5,42
|
13
|
7,7
|
2,9
|
6,38
|
14
|
7,3
|
2,7
|
4,59
|
15
|
8,3
|
3,2
|
7,98
|
16
|
7,1
|
2,5
|
5,85
|
17
|
7,3
|
2,6
|
5,9
|
18
|
7,4
|
2,8
|
6,57
|
19
|
8,6
|
2,8
|
7,85
|
20
|
6,5
|
2,4
|
4,6
|
21
|
6,1
|
2,3
|
3,85
|
22
|
6,3
|
2,3
|
4
|
23
|
5,5
|
2
|
3
|
24
|
6,8
|
2,4
|
5,58
|
25
|
5,9
|
2
|
3,45
|
26
|
5,7
|
2,1
|
3,11
|
27
|
6,5
|
2,2
|
3,6
|
28
|
6,3
|
2,2
|
4
|
29
|
6,3
|
2,2
|
4,1
|
30
|
6
|
2,1
|
3,45
|
4.2 Analisis Data
Berikut ini adalah hasil analisis perhitungan dari data yang diperoleh :
Tabel 4.2.1 Perhitungan deskripsi statistik
No.
|
PANJANG (cm)
|
LEBAR (cm)
|
BERAT (gram)
|
Jumlah
|
213,2
|
76,9
|
156,07
|
Rata-rata
|
7,11
|
2,56
|
5,20
|
MAX
|
8,6
|
3,5
|
10,25
|
MIN
|
5,5
|
2
|
3
|
S2
|
20,58
|
3,99
|
90,09
|
Var
|
0,71
|
0,14
|
3,11
|
SD
|
0,84
|
0,37
|
1,76
|
Tabel 4.2.2 Nilai Statistik untuk Uji t Regresi Parameter
|
Nilai Statistik
|
Panjang X Berat
|
Lebar X Berat
|
Untuk Uji t
| ||
Regresi Parameter
| ||
N
|
30
|
30
|
SSx
|
20,5786667
|
3,990
|
SSy
|
90,08953667
|
90,08953667
|
SP
|
36,10853333
|
17,17256667
|
S²
|
0,954692502
|
0,577654556
|
Sb
|
0,210452891
|
0,289201071
|
T
|
8,337535966
|
14,88328171
|
DF = n-2
|
28
|
28
|
t table 0,05
|
2,05
|
2,05
|
Untuk menguji hasil korelasi antara panjang terhadap berat yang didapat maka perlu dilakukan uji hipotesis, yaitu :
1. H0 : Panjang tidak memiliki hubungan dengan berat
2. H1 : Panjang memiliki hubungan dengan berat
3. α tabel t : 0,05
4. Nilai t 0,05 = 2,05 (DF0,05 = 28, t = 2,05)
5. Keputusan : H0 ditolak, karena t table 0,05 > 2,05 ( t hitung )
Kesimpulan : Ada hubungan antara panjang dan berat ikan sepat.
Berdasarkan grafik di atas diperoleh regresi dan korelasi antara panjang dengan berat adalah sebagai berikut :
Regresi :
y = 4,303x – 5,8309
Korelasi :
r = 0,91
Determinan :
r2 = 0,8205
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar0,91 menunjukkan adanya hubungan linier yang cukup baik antara panjang ikandan beratnya. Sedangkan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,8205 menunjukkan bahwa panjang ikan mempengaruhi beratnya sebesar 82,05%.
Untuk menguji hasil korelasi antara lebar terhadap berat yang didapat maka perlu dilakukan uji hipotesis, yaitu :
H0 : lebar tidak memiliki hubungan dengan berat
H1 : lebar memiliki hubungan dengan berat
α tabel t : 0,05
Nilai t 0,05 = 2,05 (DF0,05 = 28, t = 2,05)
Keputusan : H0 ditolak, karena t table 0,05 > 2,05 (t hitung)
Kesimpulan : Ada hubungan antara lebar dan berat ikan sepat.
Berdasarkan grafik di atas diperoleh regresi dan korelasi antara panjang dengan berat adalah sebagai berikut :
Regresi :
y = 1,7547x – 7,2674
Korelasi :
r = 0,83
Determinan :
r2 = 0,7033
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar0,83 menunjukkan adanya hubungan linier yang cukup baik antara lebar ikandan beratnya. Sedangkan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,7033menunjukkan bahwa lebar ikan mempengaruhi beratnya sebesar 70,33%.
4.3 Pembahasan
Dalam praktikum ini kami melakukan percobaan variabilitas di antara individu ikan sepat. Sampel ikan sepat yang digunakan dalam percobaan sebanyak 30 ekor di ambil secara acak, jadi ada yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Data yang diambil dalam praktikum ini adalah panjang, lebar dan berat. Panjang pada ikan sepat diukur dari jarak antara moncong lurus melalui bagian tengah badan sampai garis proyeksi bagian ujung ekor terpanjang. Lebar ikan diukur dari jarak bagian dorsal dan bagian ventral tepat di depan sisik punggung. Alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang dan lebar menggunakan alat untuk mengukur besaran panjang, yaitu menggunakan penggaris dengan ketelitian 1 mm. Kemudian untuk berat ikan, diukur dengan cara menimbang seluruh bagian tubuh ikan. Alat yang digunakan untuk mengukur besaran berat adalah menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,05 gram.
Masing-masing ikan diukur panjang, lebar dan tingginya. Jadi, kita mengukur panjang, lebar dan berat ikan sebanyak 30 kali. Setelah semua pengamatan dilakukan, tidak lupa mencatat hasil pengamatan untuk dilakukan analisis. Dari data pengamatan, diperoleh rata-rata panjang ikan sepat adalah 7,11 cm, lebar ikan adalah 2,56 cm, dan berat ikan adalah 5,20 cm.
Analisis perhitungan yang dilakukan meliputi perhitungan mencari hubungan antara panjang serta berat, dan lebar dengan berat. Kemudian dari data yang ada, dibuat regresi dan korelasi yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara panjang dan berat didapat persamaan regresinya sebesar y = 4,304x-5,830 dan determinasi sebesar 0,820. Hubungan antara lebar dengan berat didapat persamaan regresinya sebesar y=1,754x-7,267 dan determinasi sebesar 0,703. Kemudian dari regresi dan korelasi dapat digunakan untuk membandingkan antara dua populasi statistik. Dalam percobaan ini digunakan statistik parametik karena menggunakan parameter yang mempunyai satuan yaitu sentimeter dan gram.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hipotesis untuk pengaruh panjang terhadap berat yang dikemukakan sesuai, jika t table 0,05 > 2,05 (t hitung), maka ada hubungan antara panjang dan beratikan sepat sebesar 82,05%.
2. Hipotesis untuk pengaruh lebar terhadap berat yang dikemukakan sesuai, jikat table 0,05 > 2,05 (t hitung), maka ada hubungan antara lebar dan beratikan sepat sebesar 83,6%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.1997.Populasi.(http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2237997-populasi/#ixzz1pM6QmCjJ) diakses pada tanggal 20 Maret 2012.
Anonim2.2012.Pengertian dan Definisi Populasi. (http://pengertian-definisi.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-definisi-populasi.html). diakses pada tanggal 20 Maret 2012.
Anonim3.2012.Sepat Rawa. (http://id.wikipedia.org/wiki/sepat_rawa) diakses pada tanggal 20 Maret 2012.
Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Penerbit Universias Airlangga ( Airlangga Press).
Odum. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Riyanto, Baharuddin Nurkin, dkk. 1995. Ekologi Dasar I. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur
Siegel, S and Morgan. 1996. Non Parametric Statistics for the Behavioral Sciences. International student edition. McGraw-Hill. Kogakusita Ltd. Tokyo.
Comments
Post a Comment